CoverMongondow, Politik – Untuk menghadapi pilkada serentak pada 27 November 2024 nanti, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) laksanakan agenda penting Membangun Sinergi dan Kolaborasi dengan OKP dan Media se- Bolsel.
Kegiatan dengan tema “Membangun Sinergi dan Kolaborasi dengan OKP dan Media pada Pilkada Serentak 2024”, Minggu (21/24) tersebut, di buka langsung oleh Komisioner KPU Bolsel Fijey Bumulo yang didampingi dua Komisioner lainnya, yakni Liswan Lumali dan Syaiful Tontoli.
Dalam kegiatan tersebut juga ada beberapa poin penting yang disampaikan para narasumber dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bolsel Irfani Alhabsyi dan perwakilan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Rosleli Sondak.
Dalam materinya, PWI dan AJI lebih menekankan netralitas dalam penyajian informasi di era digital dalam menhadapi Pemilu Kada Serentak 27 November 2024.
Sepertihalnya yang disampaikan Irfani Alhabsyi, di Era Digitalisasi, Media adalah corong informasi yang mudah di pahami dan percaya oleh masyarakat.
“Penyajian karya tulis setiap media sekarang lebih mudah dijangkau oleh semua kalangan, maka dari itu para wartawan/jurnalis perlu menjunjung tinggi 5w1h dalam konteks penyajian berita. Ini perlu menjadi pengingat, karena di dunia digitalisasi banyak penyajian informasi yang dianggap kurang valid terlebih hoax dalam kejadiannya yang diinfokan lewat pemberitaan dan sudah tentu, itu sangat merugikan bagi semua, apaterlebih semua itu terjadi di tahapan agenda besar seperti ini, yakni pilkada serentak,” jelas Ril sapaan akrabnya.
Sementara itu, Rosleli dari materinya lebih menekankan pada prinsip dasar dan etika jurnalis dalam penyajian berita.
“Prinsip dasar terletak pada etika jurnalis. Pentinya etika setiap jurnalis dalam penyajian berita agar tak akan terjadi pemberitaan hoax yang berujung pada tidaknya kondusif suata daerah dalam tahapan pelikada serentak. Sudah banyak contoh yang terjadi, yakni contohnya Pilpres 2019 kejadian berita soal Ratna Sarumpayet, dan itu masuk kategori berita hoax dunia dan indonesia mendapat kecaman dari karya tulis tersebut. Maka dari itu perlu sinergi yang baik antara seluruh element stake holder, yakni KPU, Bawaslu, Pemerintah, Kepolisian, TNI dan OKP serta Media dalam mengawal bersama agar Pemilukada Serentak ini berjalan dengan damai,” pungkas Rosleli.
Sementara itu, Kadiv Tekhnis Penyelenggara Fijey Bumulo dalam sesi tanya jawab tadi menyampaikan bahwa poin-poin penting yang disampaikan oleh narasumber penting untuk menjadi bahan evaluasi KPU kedepan untuk lebih memperbanyak sharing informasi dilapangan soal tahapan dengan stake holder dan media.
“Pilkada kali ini, KPU Bolsel menargetkan partisipasi pemilih agar supa menjadi yang tertinggi se- sulut, seperti pada Pemilu 2024 yang mencapai 92%. Dan tentu harus ada keterlibatan stake holder, OKP dan peran Media, agar pencapaian ini, dapat di pertahankan, dan bila perlu lebih dari pencapaian tersebut,” pungkasnya.
Hadir dalam kegiatan gathering tersebut, OKP-OKP dari perwakilan ANSOR, MUHAMADIYAH, BKPRMI dan Media-media se- Bolsel.
Peliput: R_Th