CoverMongondow, Bolsel – Tak terasa di tahun 2019 ini Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) akan memasuki usia ke-11 tahun. Seiring berjalannya waktu, daerah otonom yang resmi dimekarkan pada tanggal 24 Juni 2008, melalui pengesaah Rancangan Undang-undang (RUU) menjadi Undang-undang Pembentukan Kabupaten Bolsel, oleh ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Agung Laksono, kala itu.
Di balik proses pemekaran Kabupaten Bolsel dari daerah induk (Kabupaten Bolsel) yang diawali dengan dimekarkannya sejumlah kecamatan, ada terdapat sejumlah nama tokoh yang terlibat dalam proses lika-liku perjuangan memekarkan daerah di perbatasan bagian selatan antara provinsi Sulut dengan Gorontalo tersebut. Salah satunya adalah mantan bupati dua periode Kabupaten Bolsel, yakni Hi Herson Mayulu.
Hi Herson Mayulu, yang kini mencalonkan diri sebagai sebagai anggota DPR RI, disebut sebagai salah satu sosok tokoh yang paling berpengaruh dan punya andil besar atas keberhasilan pemekaran sejumlah kecamatan hingga pemekaran Kabupaten Bolsel.
“Pak Hi Herson Mayulu, punya andil besar dalam proses pemekaran daerah ini. Mulai dari pemekaran Kecamatan Posigadan dari Kecamatan Bolaang Uki pada 2003 silam,” ungkap Abdul Rahman Bahutala (65), salah satu tokoh masyarakat Kecamatan Posigadan, Rabu (16/01/19) pada saat HUT ke- 16 Kecamatan Posigadan kemarin.
Menurutnya, masyarakat berhutang budi kepada Hi Herson Mayulu. Sebab, dalam proses memperjuangkan pemekaran Kabupaten Bolsel, sosok yang saat ini dikenal sebagai tokoh toreransi di Sulut ini turun langsung hingga ke akar rumput dan berbaur dengan masyarakat.
“Hanya orang yang tuli dan buta, serta tidak tahu sejarah pemekaran kabupaten Bolsel yang tidak mengakui perjuangan beliu,” kata mantan aparat Desa Mamalia 1, yang juga turut berperan dalam perjuangan pemekaran Kecamatan Posigadan yang dimulai sejak 2002 lalu.
Dia juga menyebutkan sejumlah sosok selain Hi Herson Mayulu yang juga sangat berpengaruh dalam proses pemekaran Kecamatan Posigadan bahkan Kabupaten Bolsel.
“Ada beberapa tokoh lainnya, seperti mantan Bupati Bolmong Marlina Moha Siahaan (MMS), Almarhum Syamsudin Kudji Moha, A.W Mohune, Ishak Lamusu, dan Jainuddin Damopolii,” sebut Abdul Rahman.
Dijelaskannya, dalam proses pemekaran Kecamatan Posigadan, Hi Herson Mayulu sangat proaktif memberikan ide dan gagasan kepada masyarakat
“Waktu itu dia banyak bersama masyarakat. Salah satu ide beliau yang kami jalankan adalah menghimpun dana untuk biaya operasioanal dengan cara mengumpul kelapa untuk dijual dan disumbangkan. Satu warga satu buah kelapa. Alhamdulillah kita berhasil. Sekarang Kabupaten Bolsel terwujud,” ujarnya..
Selain ide dan gagasan, diakuinya sosok Hi Herson Mayulu juga menjadi jembatan (penghubung) antara masyarakat dan pemerintah (Bupati MMS) dan antara masyarakat serta DPRD Bolmong.
“Jadi, apapun alasannya, Pak Hi Herson Mayulu telah banyak berbuat untuk rakyat, terlebih kami di Posigadan ini. Inshaa Allah kami tidak akan melupakan jasa besar beliu,” ucapnya.
Abdul Rahman juga mengungkapkan, camat pertama Posigadan adalah Jalaludin Botutihe, yang kini menjabat sebagai anggota DPRD Bolsel. Sementara Camat Bolaang Uki waktu itu dijabat Ahmad Gobel.
“Bupati Bolmong watu itu masing Ibu MMS,” tutupnya. (**)