Kepala Dinas Kesehatan Kotamobagu dr. Abdul Haris Mongilong. doc. cover mongondow
Kepala Dinas Kesehatan Kotamobagu dr. Abdul Haris Mongilong. doc. cover mongondow

Sesuai Edaran Kemenkes, Dinkes Kotamobagu Terus Sosialisasi Bahaya TBC, Rabies, Kaki Gajah dan Kusta

Kotamobagu – Pemerintah Kota (Pemkot) Kotamobagu terus melakukan sosialisasi atas bahaya penyakit Tuberculosis (TBC), Rabies, Kaki Gajah dan Kusta. Hal itu dilakukan agar warga yang sudah terjangkit/menderita penyakit ini harus segera berobat serta bagaimana caranya agar tidak terjangkit penyakit tersebut.

Itu seperti disampaikan Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Kotamobagu, Haris Mongilong. Menurutnya, sosialisasi dari tim terus dilakukan terutama terkait penyakit TBC. “Tim kami terus melakukan sosialisasi bagaimana pencegahan serta pengobatan penyakit TBC,” Terang Kadis kepada awak media CoverMongondow.com, Senin (09/10) diruang kerjanya.

Menurutnya, saat ini penyakit itu banyak diderita oleh warga. “TBC masih mendominasi warga Kotamobagu. Hal ini dikarenakan, ada rasa malu dari penderita untuk datang memeriksakan diri dan berobat. Padahal, RS serta Puskesmas sudah menyiapkan obat untuk penyakit itu dan pengobatannya selama enam bulan berturut-turut tanpa putus,” bebernya.

Bahkan Haris mengatakan, kalau tidak segera diobati, penyakit TBC bisa fatal. “Kalau sudah TBC resisten, itu sudah sangat berbahaya. Ini diakibatkan karena mycobacterium tuberculosis yang sudah mengalami kekebalan terhadap obat. Artinya, obat tersebut tak lagi dapat membunuh kuman penyebab penyakitnya,” lanjut Mongilong.

Disinggung penyebabya, oleh dia mengatakan karena pengobatan yang tidak tepat. “TB resisten bisa terjadi akibat pengobatan TB yang tidak tepat atau tidak standar. Misalnya akibat pasien tidak meminum obat dengan disiplin atau menghentikan pengobatan sebelum saatnya,” jawab dia.

Diapun menghimbau, warga agar jangan malu untuk memeriksakan diri jika merasa dan berobat atas penyakit itu. “Warga jangan malu untuk datang memeriksakan diri dan berobat jika sudah terjangkit serta menerapkan pola hidup sehat berupa makan makanan bergizi, menghindari tidur ditempat yang lembab/dingin, perbanyak ventilasi untuk sirkulasi udara dan matahari di rumah,” pinta Haris mengingatkan.

Diketaui, penyakit TB resisten adalah penyakit saluran nafas yang disebabkan oleh mycobacterium yang berkembang biak di dalam bagian tubuh, dimana terdapat banyak aliran darah dan oksigen. Infeksi bakteri ini biasanya menyebar melewati pembuluh darah dan kelenjar getah bening, tetapi secara utama menyerang paru-paru. Bakteri TB membunuh jaringan dari organ yang terinfeksi dan membuatnya sebagai kondisi yang mengancam nyawa jika tidak dilakukan terapi. (R1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *