CoverMongondow, Politik — Dalam debat terbuka kedua Pilkada Kotamobagu, calon wakil wali kota nomor urut 3, Sri Tanti Angkara (STA), menyoroti kondisi defisit pangan di Kotamobagu.
Menurut STA, berdasarkan data terbaru, kebutuhan pangan Kotamobagu mencapai 12 ribu ton per tahun, sedangkan produksi lokal hanya mampu menghasilkan sekitar 10 ribu ton per tahun.
Hal ini mengakibatkan defisit sebanyak 2 ribu ton yang perlu segera diatasi agar ketahanan pangan di Kotamobagu tetap terjaga.
“Saat ini kondisi di Kotamobagu defisit pangan, berdasarkan data ketahanan kebutuhan pangan 12 ribu ton, sementara produksi hanya 10 ribu ton per tahun, maka defisit 2 ton. Maka NKSTA akan mendorong untuk produksi kemandirian pangan, menyediakan bibit unggul, termasuk menyediakan teknologi pertanian yang lebih maju,” tegas STA dalam pernyataannya.
STA melanjutkan, bila sektor ini juga perlu melibatkan berbagai pihak guna hal ini bisa benar-benar terwujud.
“Kami akan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan bahwa petani lokal mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah. Dengan langkah ini, kami harap masyarakat dapat mengandalkan produk lokal untuk memenuhi kebutuhan pangannya,” ucapnya.
Dalam kesempatan tersebut, STA juga menegaskan komitmennya bersama pasangan politiknya, Nayodo Koerniawan, untuk memperkuat sektor pertanian lokal sebagai upaya memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.
Ia mengungkapkan bahwa salah satu fokus NK-STA adalah mengoptimalkan daya dorong masyarakat terhadap produksi pangan, sambil memastikan stabilitas harga pangan di pasaran.
“Kami ingin memastikan agar harga pangan di Kotamobagu tetap stabil, sehingga masyarakat tidak merasa terbebani oleh fluktuasi harga. Selain itu, dengan mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar, kita juga dapat memperkuat ekonomi lokal,” ujarnya.
Menurut STA, peningkatan produktivitas dan kualitas hasil pertanian di Kotamobagu menjadi prioritas utama, dengan langkah-langkah seperti penyediaan bibit unggul dan pemanfaatan teknologi pertanian modern.
Ia juga menambahkan bahwa stabilitas harga pangan di Kotamobagu menjadi perhatian penting, agar masyarakat tidak terbebani oleh kenaikan harga.
Melalui kebijakan dan program yang diusungnya, STA berharap Kotamobagu dapat mencapai kemandirian pangan, sehingga kebutuhan dasar masyarakat dapat dipenuhi tanpa harus mengandalkan pasokan dari luar daerah. (**)