CoverMongondow, Politik – Mendekati Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024, atmosfer politik di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) kian memanas.
Salah satu topik hangat muncul dalam kampanye pasangan calon nomor urut 1, Arsalan Makalalag dan Hartina Badu—atau yang akrab dikenal sebagai pasangan MADU—yang diadakan di Lapangan Garuda, Kecamatan Pinolosian, Senin 4 November 2024.
Dalam orasi politiknya, Arsalan mengkritik kondisi Bolsel dalam 15 tahun terakhir dan menyoroti bahwa kabupaten ini, menurutnya, masih berada di posisi ke-15 sebagai daerah termiskin di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
Ia berjanji, jika dipercaya menjadi pemimpin, ia dan pasangannya akan menurunkan angka kemiskinan sehingga Bolsel dapat naik ke peringkat 14.
“Jika masyarakat memberi kami mandat, kami yakin bisa mengangkat Bolsel keluar dari posisi terbawah. Target kami adalah mencapai peringkat 14, bukan lagi berada di posisi 15,” ujar Arsalan di hadapan para pendukungnya.
Namun, pernyataan ini menjadi sorotan karena faktanya Bolsel telah mencapai target peringkat 14 berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru.
Diketahui Bolsel semenjak dimekarkan berada di angka kemiskinan tertinggi yakni pada 2010 berada di angka 18,81 persen.
Namun upaya pemerintah daerah pun tergolong sukses menekan angka ini yang saat ini berada di angka 11,33 persen pada 2024.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Bolsel mengungguli Kabupaten Minahasa Tenggara yang kini menempati peringkat terbawah.
Di lain pihak, tanggapan kritis juga datang dari tokoh pemuda Bolsel, Amin Laiya.
Ia menilai kampanye pasangan MADU lebih banyak menyampaikan program yang sudah diselesaikan oleh pasangan petahana Iskandar Kamaru dan Deddy Abdul Hamid (IDEAL).
“Ada beberapa program pasangan MADU seperti akang menaikan peringkat kemiskinan Bolsel turun di angka 14 se-Sulut, nyatanya sekarang hal itu sudah terjadi,”kata Amin.
Begitu pun soal penanganan stunting, sebut Amin bahwa pasangan IDEAL sudah sukses menekan angka stunting di angka 2 persen.
“Hasilnya Bolsel menjadi kabupaten terbaik kedua dalam penanganan stunting,”kata Amin.
Menurut Amin, harusnya kampanye MADU fokus pada program yang terarah bukan menjadi sarana ujaran kebencian.
“Seharusnya kampanye menjadi ajang memaparkan program dan solusi. Namun, pasangan MADU justru terkesan menyerang, tanpa penjelasan komprehensif mengenai visi dan misi mereka,” ujar Amin.
Amin juga menyoroti bahwa sebagian besar program yang disampaikan pasangan MADU sebenarnya sudah dijalankan oleh pasangan petahana, IDEAL.
“Banyak visi dan misi yang disampaikan MADU sebenarnya sudah dijalankan pasangan IDEAL,” pungkasnya.
Dengan waktu yang semakin singkat menuju hari pemungutan suara, masyarakat Bolsel diharapkan dapat memilih pemimpin berdasarkan pemahaman yang jelas akan visi pembangunan daerah. (**)